Jumat, 03 Juni 2016

Dua Contoh Mind Mapping Nonfiksi

Demi memenuhi tuntutan tugas KMO Indonesia tertanggal 27 Mei 2016, tentang pembuatan Mind Mapping, saya sama sekali tidak keberatan untuk menggambarkan dua ide buku nonfiksi dari saya. Berikut adalah Mind Mapping yang saya buat sendiri menggunakan sarana ilustrasi seadanya.

*Pendidikan Moralitas Anak
*Origami

Maaf jika kurang jelas dan sebagainya. Ini cuma sebagai contoh saja.

Sabtu, 28 Mei 2016

10 Ide Nonfiksi yang Bisa Kamu Jadikan Sebuah Buku!

Pada lusa kemarin malam, tepatnya tanggal 27 Mei 2016, saya dan teman-teman sekelas mendapat tugas lagi oleh Coach KMO Indonesia yang mengajar, yakni menuliskan 10 ide nonfiksi. Secara garis besar contoh yang diberikan oleh Coach sendiri sebenarnya hanya ide-ide secara kasar, namun saya sungguh tidak keberatan untuk mengurai ide-ide nonfiksi saya sedikit lebih rinci.
Berikut adalah 10 ide nonfiksi yang muncul begitu saja dalam benak saya.

1. Pendidikan Moralitas Anak

Dalam buku ini mungkin saya akan membahas tentang aturan-aturan tak tertulis yang mesti dipelajari lalu diamalkan oleh anak-anak sekelas SD. Seperti mencium tangan orangtua sebelum berangkat sekolah, suka menolong teman-teman tanpa pamrih, irit serta tidak boros, dan sebagainya. Mungkin tidak saja untuk anak-anak SD, saya boleh jadi akan mengeluarkan buku pendidikan moralitas untuk para remaja pula. Semisal penerangan terhadap bahaya narkoba (obat-obatan terlarang), seks bebas, mengatasi broken home, dan mungkin sedikit bumbu tips-tips tentang cinta, para remaja senang sekali dengan persoalan satu ini.

2. Pendidikan Moralitas Orangtua

Terlepas dari pengajaran moralitas anak-anak, orangtua adalah peran terpenting dalam ranah keluarga. Jika moralitas orangtua saja bobrok, kurang baik, maka akan menambah persentase terwujudnya anak-anak yang bobrok pula. Maka pendidikan moralitas orangtua sangat diperlukan! Termasuk salah satunya: tata cara mendidik anak yang baik.
Mungkin untuk mewujudkan kedua poin ide nonfiksi di atas, saya akan menggandeng pakar psikolog yang berkualitas dalam bidangnya.

3. Perbekalan Ilmu EYD Dasar

Ini adalah persenjataan utama bagi para penulis yang baru hendak belajar untuk memulai karirnya. Saya sangat ingin membantu mereka dalam keilmuan yang saya geluti ini, meski saya juga belum bisa dikatakan profesional.

4. Tips-tips Menulis Fiksi

Nah, sama dengan urutan nomor 3. Saya juga akan membagi tips-tips yang saya ketahui terhadap kepenulisan fiksi.

5. Komputerisasi

Berangkat dari rasa ironis saya terhadap gagap teknologi di Indonesia, bahkan terhadap generasi mudanya. Saya ingin membangun hidup yang lebih maju nan modern. Kecanggihan teknologi membuat apapun menjadi lebih mudah bukan? Terlepas dari efek buruknya, tentu saja.

6. Origami

Saya sangat suka melipat kertas dan melihat prosesnya menjadi bentuk yang saya kehendaki. Entah itu hewan atau benda, semuanya terasa menyenangkan. Ini juga membantu imajinasi saya menjadi lebih 'liar'. Saya akan menulis tata cara membuat origami yang saya ketahui!

7. Mengubah Barang Bekas Menjadi Hiasan

Ini adalah cara terbaik menyingkirkan sampah plastik yang dikatakan butuh ratusan tahun untuk bisa terurai kembali oleh tanah. Maka mengubahnya menjadi hiasan kecil yang indah, pernak-pernik mungil, merupakan ide nonfiksi yang paling bermanfaat bagi umat manusia.

8. Tata Cara Menggambar Komik

Kalian perlu ketahui, selain menulis, saya juga sangat suka menggambar. Menorehkan pensil atau tinta pada kertas yang putih dan menciptanya menjadi gambar yang lucu, membuat saya asyik menghabiskan sisa waktu yang lapang. Terlepas dari semua kesenangan semata itu, jika ditekuni, dipelajari benar-benar, menggambar komik maka akan menghasilkan kepingan receh ke kantong.

9. Belajar Bahasa Jepang dan Inggris

Saya sangat suka berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda. Banyak pula bahasa dari Indonesia ini yang sudah saya pelajari sedikit-sedikit, seperti sunda, jawa, dan makassar. Mengucapkannya dalam aktivitas keseharian pun menjadikan dialog terasa unik. Begitu pula terhadap bahasa Jepang dan Inggris, mungkin akan saya buatkan buku saku pelajarannya. Itu juga kalau seandainya saya dapat mewujudkan impian saya menjadi penerjemah buku dari kedua bahasa tersebut. Meski saya juga tertarik terhadap bahasa Prancis juga. Oui, je l'aime.

10. Menanam Pohon

Entahlah. Banyak sekali hal yang saya suka di dunia ini, termasuk juga menanam pohon. Menurut saya buku nonfiksi semacam how to menanam pohon adalah hal yang dibutuhkan khalayak ramai pula. Karena selain saya, dapat dipastikan ada banyak sekali orang di luar sana yang suka menanam pohon. Melihat tempat yang ditumbuhi banyak pohon itu terasa sangat indah.

Itulah 10 ide nonfiksi yang ada dalam benak saya. Sebagiannya boleh jadi akan terwujudkan nanti, sebagiannya boleh jadi pula hanya ada dalam angan-angan saja dan tidak perbah terwujudkan. Semoga apapun yang terjadi, itu adalah kehendak terbaik-Nya. Saya hanya dapat berdoa serta berharap, tidak lupa sembari terus berusaha menggapai. :)

Kamis, 26 Mei 2016

Menulis Untuk Apa?

Menulis Untuk Apa?

Jika ada yang menanyakan pertanyaan tersebut, semua penulis dapat dipastikan mempunyai jawabannya masing-masing. Begitu pula dengan saya, Winata SilenceAngelo, seorang penulis remaja (yang masih perlu banyak belajar) pada akhirnya memutuskan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Menurut saya, pertanyaan ini sangatlah menjebak meski aslinya simpel. Kenapa? Karena di telinga saya (entah kalau di telinga orang lain) terdengar seperti pertanyaan yang lucu. "Menulis untuk apa?" hampir sama dengan, "Bernapas untuk apa?". Sebutan apa yang lebih pantas ketimbang 'Pertanyaan yang Lucu'? Karena siapapun manusianya di muka bumi pasti bisa menjawab dengan beberapa kata saja--kecuali kalau dia masih seumur bayi atau otaknya mungkin konslet.
Tetapi, mungkin pertanyaan "Menulis untuk apa?" adalah pertanyaan yang boleh jadi tidak semua orang bisa menjawab. Sedikit berbeda dengan "Bernapas untuk apa?", karena manusia bernapas tentunya untuk tetap hidup--meski si penjawab tidak tahu jelas oksigen yang dihirupnya itu untuk apa, diproses dalam tubuh bagaimana, atau hal klinis lain. Tetapi jawaban "Bernapas untuk hidup!" itu sudah cukup mewakili semua hal rumit itu bukan?
Nah, meski sedikit sulit bagi para penulis semua untuk menjawab pertanyaan satu ini. Tetapi memang harus dijawab. Pertanyaan "Menulis untuk apa?" mempunyai arti yang lebih dalam bagi kehidupan seorang penulis. Termasuk saya.

"Menulis untuk apa?" sekali-kali pertanyaan itu datang maka seluruh tujuan hakiki seorang penulislah yang menjadi jawabannya. Selama ini kita menulis, menulis, dan terus menulis. Mencetak hitam di atas putih, mengetik papan keyboard komputer, menorehkan tinta pada lembar kertas, tetapi tidak punya tujuan? Maka buat apa selama ini melakukan hal tersebut? Sia-sia saja. Tinggalkan dunia kepenulisan jika kau memang tidak bisa menjawab pertanyaan satu ini. Karena artinya kau tidak punya tujuan dalam menulis. Tidak mendapatkan cintanya. Itulah inti permasalahan. Untuk apa melakukan sesuatu yang tidak didasari sebuah tujuan? Hanya orang bodoh yang melakukan itu.
"Menulis untuk apa?" pertanyaan ini, pada kesempatan ini, melalui sebuah kelas menulis bernama KMO Indonesia datang kepada saya, maka saya akan punya jawaban yang sama simpelnya untuk menjawab, "Menulis untuk hidup."
Ya, bagi seseorang yang memang sudah terlahir untuk mencintai dunia kepenulisan. Entah melewati kejadian apapun itu, melalui rintangan dan blokade, ia tidak akan berhenti untuk mencintai tulisan. Tulisan seperti hidup itu sendiri untuknya. Dan hal tersebut juga untuk saya, selain mungkin para penulis pendahulu dan penulis lain yang tidak saya kenal. Saya hidup untuk menulis. Dan menulis untuk hidup. Tidak ada penjelasan lain. Sesimpel itulah jawaban saya.

#Tugas1 #KMO_Indonesia

Rabu, 12 Agustus 2015

"Masalah" pada "Masa" remaja

Hai pembaca sekalian ^_^ *krik-krik-krik* Blog ini sepi amat yak -_- Tapi tak apalah :3 Tujuan aku bikin blog ini kan bukan untuk itu. Tapi, cuma untuk sharing world view... ^_^

Bydway, jadi gini nih... Hari ini aku sedang chatting dengan salah satu teman ku. Dia adalah seorang gadis yang sedang menjalani hidup sebagai pelajar kelas tiga di kota semarang. Dan, di lihat dari obrolan nya di pm facebook ku, dia terlihat agak berbeda dari biasa nya. Sedikit berbicara, sedikit beropini, dan jarang melempar candaan. Pada saat itu aku tentu nya bertanya-tanya : "Sebenarnya apa yang terjadi dengan teman ku yang satu ini?". Lalu beberapa menit kemudian, tanpa sengaja saat aku scrolling melihat-lihat status di beranda ku, muncul lah status nya yang baru ia tulis beberapa menit yang lalu. Tidak perlu di tulis isi status nya betul? Yang jelas, status itu mengekspresikan ke frustasian nya dalam menghadapi berbagai masalah yang datang bertubi-tubi menghantam nya. Bahkan, ia bilang sering kali menangisi hal-hal yang sebenarnya sepele, dan tidak perlu di tangisi seperti itu oleh nya. Hahaha... Malang sekali sahabat ku yang satu itu :v . Oke, kembali ke topik. Setelah membaca habis semua prakata keluh kesah teman ku yang satu itu, aku jadi serasa dejavu atas apa yang sedang ia alami tersebut. Seakan perasaan ku berbicara, bahwa aku pernah mengalami hal tersebut.
Otak ku pun berputar. Berusaha mengingat-ingat kembali apakah benar hal ini juga pernah terjadi pada ku. Hingga aku terhanyut dalam lamunan ku. menyusuri bayangan ingatan ku yang samar-samar. Kenangan ku saat Smk, bercanda bersama teman, mencatat materi pada buku, tidak pergi sekolah karena suatu hal... Dan... Deg! Aku teringat masa-masa di mana aku dalam kondisi yang terpuruk! Aku teringat di mana diri ku benar-benar menyedihkan kala itu. Masa-masa di mana aku lebih sering menangis dan mengurung diri.

Ternyata, aku juga mengalami hal tersebut. Tatkala itu aku sudah duduk di kelas tiga Smk juga. Dan, itu lah titik puncak keterpurukan ku berada.
Masalah-masalah silih berganti datang. Satu masalah belum selesai ku atasi, muncul masalah lain. Sehingga membuat ku menjadi seseorang yang pemurung. aku jadi anak yang cengeng dan sering menangis cuma gara-gara hal ya sepele. aku jadi anak yang membenci segala hal dalam hidup ini. aku telah sampai pada fase di mana "mati" adalah sesuatu yang tidak buruk. Bahkan, aku sempat menyilet-nyilet urat nadi ku. Parah banget ya? Haha... >_<

Dan sejak satu tahun masa-masa kelam itu terlewati (cielehh.. masa-masa kelam :v ), di mana aku sudah lulus dari smk tentu nya. Aku jadi bertanya-tanya "Kenapa sih tuhan ngelakuin hal tersebut?". Nah, saat itu pula aku jadi mulai sering melamun. aku mencari-cari jawaban tersebut hingga berhari-hari lama nya. Hingga suatu hari aku ketemu dengan status teman ku yang dari cikarang. cowok seumuran ku itu juga sedang berada di kelas 3 Sma. Di status nya ia mengeluh tentang kenapa banyak nya masalah yang menghadang nya secara bertubi-tubi. satu masalah belum kelar, muncul yang lain lagi
Dan aku pun kepikiran, mungkin semua anak memang mengalami hal 'ini'. Mungkin, Tuhan memang merencanakan 'masa-masa penuh masalah' itu untuk semua remaja seperti ku. dan alasan nya adalah untuk mendidik ku agar menjadi seseorang yang lebih baik di masa depan setelah dewasa nanti. Tuhan ajari aku rasa sakit, agar aku mengerti bagaimana rasa nya menjadi seseorang yang di sakiti. agar aku tidak seenak jidat menyakiti orang lain. Tuhan ajari aku untuk bersabar. Tuhan ajari aku untuk ikhlas. Tuhan ajari aku tuk berpikir secara terbuka. Tuhan ajari aku banyak hal! Ia membuat aku dewasa lewat masa-masa penuh beban itu! :-) Tuhan buat ku siap untuk hidup di masa depan. ^_^

Jadi, kesimpulan nya... "Masalah-masalah yang di bebankan Tuhan pada masa 'Remaja' adalah untuk membuat nya menjadi 'Dewasa'..." ;-)

Okay, :-* Sampai jumpa di postingan Winata selanjutnya :-*

Kamis, 06 Agustus 2015

Kenapa pasangan kita adalah seseorang yang buruk?


Sering kita menanyakan dalam hati, atau pun berkeluh kesah tentang :

"Kenapa pasangan kita adalah seseorang yang buruk?"

Entah itu buruk dalam perilaku, buruk dalam rezeki, buruk dalam iman, maupun buruk dalam hal apapun itu, yang membuat kita merasa orang paling tidak beruntung sedunia karena pernah atau pun telah menjadi pasangan nya.

Jawaban nya simpel kok sebenarnya. sangat-sangat simpel! Bahkan saking simpel nya kita selalu samar akan jawaban tersebut. selalu melewatkan nya! Padahal setiap hari jawaban 
nya sangat dekat dengan kita, selalu berada di samping kita. Tapi, kita nya saja yang tidak pernah memperhatikan dengan baik. Benar-benar nggak 'ngeh' dengan hal tersebut-- atau memang, dengan sengaja kita selalu mengabaikan nya.

Apa kalian tahu apa jawaban dari pertanyaan atau pun keluhan yang sering kita ajukan tersebut?

Jawaban nya itu mudah.. 

"Diri-Kita-Sendiri".

"Kenapa pasangan kita adalah seseorang yang buruk?"

Karena kita tidak memperhatikan dengan baik diri kita sendiri, tidak mentata dengan benar diri kita! 
Kita tidak di siplin di masa lalu dan mengabaikan masa depan, sehingga terantuk-antuk di tengah arus gelombang yang membawa nya entah ke pulau anta-berantah yang mana. 
Kesalahan terbesar kita di masa lampau yang menyengsarakan hidup kita sendiri di masa depan.

Mari kita tengok sebentar perbuatan kita di masa lalu.

Apakah kita tidak pernah mencoba membenahi diri kita di masa lalu? 
Apakah kita tidak pernah berusaha keras menjadi orang baik? 
Apakah kita selalu berfoya-foya dengan segala hal yang menyesatkan hingga kita menjadi seseorang yang melanturkan masa depan?
Atau kah kita berideologi "Bahwa masa remaja cuma sekali, mari kita puas-puaskan diri!" ?

Benarkah begitu yang kita lakukan di masa lalu?

Maka jika benar, sudah tidak heran kita mendapatkan pasangan yang buruk di masa depan!

Karena apa? Karena sesungguh nya : "Laki-laki yang baik hanya di peruntukan untuk perempuan yang baik-baik, dan perempuan yang buruk hanya di peruntukan untuk laki-laki yang buruk pula."

Ya! Itu lah aturan dunia! Menuntut untuk sekedar memasangkan segala sesuatu nya dengan serasi! 
Matahari dengan Bulan, yang sama-sama bulat, Siang dengan Malam, yang sama-sama 12 jam, dan Laki-laki dengan Perempuan, yang sama-sama baik diri nya.

Maka, telah sampai lah kita pada suatu 'kesimpulan'. 

"Jika ingin mendapat pasangan yang baik, maka berbaik diri lah." :-)


Okay, selamat jumpa di tulisan Winata selanjutnya ;-)
Selamat berbaik diri...!! Byee...!!! :-D

Rabu, 05 Agustus 2015

Pidato untuk Perpisahan

Hayy.. ^_^ Ketemu lagi kita... :-*  *supercivok*
Sekarang saya mau bagi sebuah Pidato untuk kelulusan nih... :-D Siapa tahu aja ada yang lagi butuh buat perpisahan nanti... :v Nah, langsung cekidot aja deh.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Oleh : Winata SilenceAngelo & Iwan AndrianInsomnia

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kepada Yang Terhormat Kepala Sekolah, Yang terhormat Para Dewan Guru.
Teman-teman kelas 12 yang teramat saya cintai, serta tak lupa para tamu undangan yang berbahagia. yang tentu nya tak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat ilahi robby, tuhan semesta alam.
karena pada hari yang cerah ini, kita semua dapat berkumpul untuk merayakan
acara pelepasan kami, kelas 12 angkatan ke-4, dengan keadaan sehat wal'afiat.

Kedua, adalah ucapan terima kasih, teruntuk para panitia yang telah mengorbankan banyak waktu, tenaga, serta pikiran, demi terselenggara nya acara ini.

Jika di ungkit, perjuangan kalian itu begitu besar.
Dari titik nol kalian menguntai nya, hingga menjadi 100 % seperti ini.

Rintangan demi rintangan yang menerpa, kalian tak gentar menghadapi.
Kesulitan demi kesulitan yang selalu datang menerjang, tak menjadikan kalian seorang yang mudah putus asa dan tak kenal lelah.
Dan pada akhir nya, semua tekad dan dedikasi kalian semua itu terbayarkan.

Lihat, walaupun tak semenjreng dan sekeren acara-acara sekolah yang lain. Namun terasa lebih berharga nan bermakna, karena kesederhanaan yang di lakukan dengan sepenuh hati pasti akan berakhir dengan kesempurnaan.
Percayalah, tiada uang yang dapat membeli sesuatu yang di ciptakan dengan sepenuh hati.

Dan yang ketiga, selamat!  selamat untuk kita semua!
Akhirnya,  Kita semua berhasil lulus.. apa yang di maksud lulus di sini adalah bebas dari apa yang selalu dapat membuat semua hati kita dag-dig-dug. Apalagi kalau bukan Ujian Nasional...???
Hari hari penuh soal-soal yang sangat menegangkan kini berakhir sudah. Kita bebas! Kita akan menjadi bukan-anak-SMK lagi! Kita akan meninggalkan sekolah ini, dan berpisah.

Perpisahan... sudah menjadi hukum alam di setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Kebanyakan dari kita pasti baru bertemu dan berteman akrab saat bersekolah di sini. Atau mungkin juga ada yang sudah berteman sejak SMP, sejak SD atau bahkan sejak masih balita. Alangkah senangnya apabila pertemanan yang telah kita jalin selama tiga tahun ini dapat bertahan selamanya, seakan tak tergoyahkan oleh apapun. Namun tak dapat kita
ingkari bahwa seiring sengan berjalannya kehidupan kita, seiring dengan datangnya hal-hal baru seperti kuliah, ngekos, kerja, menikah, dan juga seiring dengan datangnya orang orang baru, perpisahan memang hal yang lumrah terjadi.  

Mungkin di antara kita ada yang merasa antusias mengalami perpisahan, karena yang ia tunggu selama ini adalah hal-hal baru yang terlihat lebih menyenangkan di banding hal-hal di sini yang sangat membosankan. Tapi mungkin di sisi yang berbeda, ada yang merasa sangat sedih karena telah mengalami banyak hal menyenangkan di sini, dan betapa banyak nya kenangan yang telah tercipta. Senyuman-canda-tawa yang akan hilang dalam setiap keseharian kita..

"Percayalah... Kau tak akan benar-benar tahu bagaimana rasa nya kehilangan, sebelum kau sendiri yang mengalami nya."

Teman teman yang saya cintai, sebelum kita terlambat menyadari bahwa waktu tak dapat di putar kembali, dan sebelum kita menyesal karena telah menyianyiakan masa SMK kita tanpa mengalami satu pun hal berharga. Maka buat lah kenangan yang sebanyak-banyaknya! Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan. Katakanlah apa yang ingin kamu katakan.
Karena seiring berjalan nya waktu, hanya kenangan lah yang tersisa..

Selamat berpisah kawan!
Selamat karena telah menjadi bukan-anak-SMK-lagi. Jagalah diri kalian ketika bekerja dan berkuliah nan jauh di sana. Raih masa depan kalian yang gemilang. Jalan kita masih panjang, namun bukan berarti tanpa akhir. Jadi, pesan ku, jangan pernah kecewa kan orang-orang yang menyayangi dan selalu mendukung mu.

Dan teruntuk guru-guru yang ku kasihi. sungguh, teramat berat untuk meninggalkan mu. Untuk pergi jauh, dan tak dapat melihat sosok bijak mu di setiap pagi. Tapi, memang begini lah ada nya. Kami tak dapat terus berada dalam asuhan mu selalu. Laksana burung, ia akan meninggalkan sarang nya tatkala ia telah dapat terbang dengan sayap nya sendiri. Begitu pula dengan kami, kami akan meninggalkan sekolah ini, dan berpisah dengan mu.

Kami tahu dengan jelas, kami tak akan dapat membalas jasa mu walau sekecil debu pun. Yang kami dapat lakukan hanya lah memanjatkan doa.

Semoga engkau bahagia dan sehat selalu.

Sekian pidato ini saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada salah kata.

Wassalamu'alaikum, warahmatullahi wabarakatuh.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Maaf kalau ada tulisan yang salah >_< Biasa, si penulis nya lagi mabok  Céngék.. :v Selamat jumpa lagi di postingan selanjutnya... :-*

Puisi tentang "Guru" untuk Perpisahan

Salam pena semua nyaa... ^_^ Bagaimana hari kalian? Menyenangkan? Lagi sibuk apa nih? Persiapan kelulusan kah? Nah, kalau lagi sibuk persiapan kelulusan, saya punya Puisi nih yang bertema "Guru" untuk di bacakan di perayaan kelulusan kalian nanti. Siapa tahu aja ada yang butuh coretan jelek tangan saya sama teman sekelas saya ini.. :v Itung-itung saya bagi Thr lah sama kalian.. :v *di tabok*
By the way, check it out bro.. ini puisi di buat pas waktu perayaan kelulusan Smk saya dulu lho.. :3 dan saya kebagian baca nya juga di atas panggung.. :v Malu dih... ~T_T~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Untaian Kata tuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Oleh : Winata SilenceAngelo & Iwan AndrianInsomnia

Tiga tahun bukan lah waktu yang singkat..
Tiga tahun bukan lah masa yang mudah..
Tiga tahun bukan lah suatu pengabdian yang kecil untuk dapat bertahan hingga hari ini..
Namun, semua itu rela engkau lakukan demi kami, murid mu...

Guru ku..
Sosok mu begitu bijaksana bagi ku..
Kesederhanaan mu membuat ku mengerti..
Dedikasi mu begitu tinggi..
Rasa kasih sayang mu begitu besar..
Laksana pelita di tengah gelap nya malam.. menerangi di setiap langkah ku dalam lorong yang tak berujung..
Setitik cahaya yang tak pernah menuntut balas atas jasa..
Itu lah sosok terang mu...

Guru ku..
Ketahuilah..
Di setiap huruf dari larik-larik kata yang ku tulis.. kesedihan begitu mendera ku tanpa ampun..
Ku tahankan rasa haru itu demi hal-hal yang tak bisa ku ungkapkan secara langsung..
Maka dari pada nya, lewat seuntai sajak ini lah ku untaikan semua rasa sendu ku..
Jika terasa tak adil.. maafkan lah...

Guru ku..
Sikap mu..
Ucapan mu..
Sapa mu..
Senyuman mu.
Canda dan tawa mu..
Benarkah akan tiada lagi dalam keseharian ku?
Sungguh aku masih tak percaya..
Duka perpisahan ini terlalu berat..
Kenapa harus ada perpisahan di setiap pertemuan?
Padahal, aku enggan akan itu.. aku enggan berpisah dengan mu..
Namun waktu berkata lain..
Telah sampai lah masa di mana aku melangkah pergi dan mengucap "Selamat Tinggal"..

Guru ku..
Ku tahu dengan benar..
Jasa mu yang begitu besar..
Kasih mu yang begitu halus..
Tak pernah terpikir oleh ku..
Ada suatu daya dari dunia yang dapat membalasnya..
Tapi ku yakin, doa adalah satu-satu nya rasa terima kasih yang tak berupa namun besar arti nya..
Maka dari pada itu.. ku doakan engkau wahai guru ku..
Agar selalu bahagia dan sehat selalu..
Selamat tinggal guru ku..
Semoga kita dapat bertegur sapa kembali di lain waktu...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Okay, sampai jumpa di puisi-puisi saya selanjutnya... ^_^ Bye-byee.. Muach.. :-*  *supercivok*