Kamis, 26 Mei 2016

Menulis Untuk Apa?

Menulis Untuk Apa?

Jika ada yang menanyakan pertanyaan tersebut, semua penulis dapat dipastikan mempunyai jawabannya masing-masing. Begitu pula dengan saya, Winata SilenceAngelo, seorang penulis remaja (yang masih perlu banyak belajar) pada akhirnya memutuskan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Menurut saya, pertanyaan ini sangatlah menjebak meski aslinya simpel. Kenapa? Karena di telinga saya (entah kalau di telinga orang lain) terdengar seperti pertanyaan yang lucu. "Menulis untuk apa?" hampir sama dengan, "Bernapas untuk apa?". Sebutan apa yang lebih pantas ketimbang 'Pertanyaan yang Lucu'? Karena siapapun manusianya di muka bumi pasti bisa menjawab dengan beberapa kata saja--kecuali kalau dia masih seumur bayi atau otaknya mungkin konslet.
Tetapi, mungkin pertanyaan "Menulis untuk apa?" adalah pertanyaan yang boleh jadi tidak semua orang bisa menjawab. Sedikit berbeda dengan "Bernapas untuk apa?", karena manusia bernapas tentunya untuk tetap hidup--meski si penjawab tidak tahu jelas oksigen yang dihirupnya itu untuk apa, diproses dalam tubuh bagaimana, atau hal klinis lain. Tetapi jawaban "Bernapas untuk hidup!" itu sudah cukup mewakili semua hal rumit itu bukan?
Nah, meski sedikit sulit bagi para penulis semua untuk menjawab pertanyaan satu ini. Tetapi memang harus dijawab. Pertanyaan "Menulis untuk apa?" mempunyai arti yang lebih dalam bagi kehidupan seorang penulis. Termasuk saya.

"Menulis untuk apa?" sekali-kali pertanyaan itu datang maka seluruh tujuan hakiki seorang penulislah yang menjadi jawabannya. Selama ini kita menulis, menulis, dan terus menulis. Mencetak hitam di atas putih, mengetik papan keyboard komputer, menorehkan tinta pada lembar kertas, tetapi tidak punya tujuan? Maka buat apa selama ini melakukan hal tersebut? Sia-sia saja. Tinggalkan dunia kepenulisan jika kau memang tidak bisa menjawab pertanyaan satu ini. Karena artinya kau tidak punya tujuan dalam menulis. Tidak mendapatkan cintanya. Itulah inti permasalahan. Untuk apa melakukan sesuatu yang tidak didasari sebuah tujuan? Hanya orang bodoh yang melakukan itu.
"Menulis untuk apa?" pertanyaan ini, pada kesempatan ini, melalui sebuah kelas menulis bernama KMO Indonesia datang kepada saya, maka saya akan punya jawaban yang sama simpelnya untuk menjawab, "Menulis untuk hidup."
Ya, bagi seseorang yang memang sudah terlahir untuk mencintai dunia kepenulisan. Entah melewati kejadian apapun itu, melalui rintangan dan blokade, ia tidak akan berhenti untuk mencintai tulisan. Tulisan seperti hidup itu sendiri untuknya. Dan hal tersebut juga untuk saya, selain mungkin para penulis pendahulu dan penulis lain yang tidak saya kenal. Saya hidup untuk menulis. Dan menulis untuk hidup. Tidak ada penjelasan lain. Sesimpel itulah jawaban saya.

#Tugas1 #KMO_Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar